Kawasan Pantai Kuta, Bali, masih dianggap lokasi menarik untuk bisnis hotel di Pulau Dewata tersebut. Lokasi Pantai Kuta termasuk paling dekat karena dijangkau hanya dalam waktu 15 menit dari Bandara Ngurah Rai dan terintegrasi dengan kawasan wisata Jimbaran dan Seminyak.
"Faktor utama investasi properti, terutama hotel atau kondominium adalah lokasi, karena lokasi yang kelak menentukan harga jual dan investasi ke depan dari suatu properti itu. Di Bali, kalau bicara hotel, lokasi yang dekat pantai dan bandara paling punya nilai jual tinggi," ujar Ratdi Gunawan, Marketing Consultant Grand Orange Kuta Beach Hotel, Bali, pada jumpa pers di Hotel Paragon, Jakarta, Senin (13/11/2017).
Untuk itu, lanjut dia, Grand Orange Kuta Beach Hotel berusaha menangkap potensi investasi hotel bintang empat dari keramaian wisatawan di Pantai Kuta. Dengan harga pasar saat ini lanjut Ratdi, harga perdana per lot Grand Orange Kuta ditawarkan senilai Rp 298 juta.
"Pertama, dengan potensi yang ada kami tawarkan unitnya terbatas, apalagi lokasinya dekat betul dengan Beach Walk Mall dan Hard Rock," kata Ratdi.
Dia mengatakan, kawasan Pantai Kuta merupakan kawasan pantai wisata paling ramai yang "hidup" selama 24 jam. Hampir semua turis, baik wisatawan mancanegara maupun domestik dari 34 provinsi di Indonesia memilih kawasan pantai ini untuk berwisata.
"Sebagai ikon Bali, di sepanjang Kuta banyak hotel bintang empat yang room rate hotelnya per malam dapat mencapai angka 1 juta, sebab di kawasan ini juga banyak dijumpai retail mal dan tempat hiburan. Makanya, tak heran kalau kuta menjadi kawasan yang paling diburu oleh para wisatawan," ujar Ratdi.
Berbekal data Badan Pusat Statistik (BPS), tutur Ratdi, kenyataan bahwa bisnis hotel atau kondotel di Pantai Kuta masih sangat potensial dijadikan alternatif investasi semakin mebnguatkan. Menurut BPS, elama periode Januari - Agustus 2017, jumlah wisatawan mancanegara yang mendatangi Bali tercatat 4 juta orang atau naik 25,4 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai 3,9 juta orang.
Dari jumlah tersebut, wisatawan asal China masih menduduki peringkat pertama, yakni 1,05 juta orang atau 58,69 persen dari total wisman yang berkunjung ke Bali. Jumlah itu jauh melampaui kontribusi Australia yang hanya 743.860 orang.
Kepala BPS Bali Adi Nugroho mencatat, peningkatan itu terjadi tidak terlepas dari jumlah kunjungan wisman pada Agustus 2017 yang mencapai 601.884 kunjungan.
Dengan kondisi itu, menurut Ratdi, potensi okupansi hotel di Pantai Kuta akan menjanjikan nilai investasi yang tinggi. Karena, lanjut dia, okupansi tinggi akan menghasilkan harga kamar (room rate) hotel yang juga tinggi.
"Maka, akan menghasilkan nilai sewa atau ROI (return of investment) yang juga tinggi sehingga balik modalnya juga cepat," demikian kata Ratdi.
BONUS IBCBET (MAXBET) 988betonline
Deposit 100 Ribu Dapatkan 125 Ribu
Deposit 500 Ribu Dapatkan 650 Ribu
Deposit 1 Juta Dapatkan 1.5 Juta